Mengetahui gejala-gejalanya saja tidak cukup untuk memutuskan apakah seorang anak mengidap gangguan imunodefisiensi primer (IDP) atau tidak. Perlu juga, tuh, melakukan beberapa tahap pemeriksaan oleh dokter.
Awalnya, dokter akan menanyakan riwayat penyakit dan/atau infeksi apa saja yang pernah dialami anak. Kemudian, akan dilihat juga silsilah keluarganya, apakah ada riwayat keturunan yang memiliki dan mewarisi gangguan sistem imun ini. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik dan beberapa tes penunjang lainnya.
Pemeriksaan penunjang tersebut meliputi:
Pemeriksaan darah. Pemeriksaan ini akan mencari tahu mengenai jumlah sel darah putih (leukosit) dalam darah anak. Bila ada kekurangan atau kerusakan sel darah putih, dapat jadi indikasi adanya infeksi karena IDP. Pemeriksaan darah umumnya sudah tersedia di berbagai rumah sakit daerah dan rujukan di Indonesia.
Pemeriksaan kadar imunoglobulin (IgG, IgM, IgA, dan IgE). Imunoglobulin (antibodi) adalah protein yang dapat mengenali mikroorganisme penginfeksi tubuh. Kemudian, membantu sel imun menghancurkan mikroorganisme tersebut. Gangguan IDP menyebabkan imunoglobulin hanya sedikit atau tidak ada sama sekali dihasilkan tubuh. Karena itu, pemeriksaan imunoglobulin penting dalam diagnosis IDP.
Pemeriksaan lainnya. Tindakan ini akan memeriksa hasil temuan laboratorium lainnya. Seperti, pemeriksaan terhadap respon booster imunoglobulin, subkelas IgG, subpopulasi limfosit, proliferasi limfosit, maturasi sel B, fungsi fagosit, pemeriksaan komunikasi antara limfosit T/makrofag, dan komplemen.
Sebagai tambahan, pemeriksaan darah dan kadar imunoglobulin juga dilakukan diagnosis penyakit lain yang gejalanya mirip IDP, seperti autoimun, HIV, dan kanker. Dengan demikian, dapat semakin memastikan diagnosis penyakit yang sesungguhnya.
Tidak Hanya Diobati
Pengobatan IDP tentunya tergantung dengan jenis kelainan yang dialami penderitanya. Contohnya, nih, penyakit IDP yang terkait kekurangan antibodi, akan mendapatkan perawatan imunoglobulin dari luar tubuh seumur hidup. Ada juga penyakit IDP yang memerlukan transplantasi sumsum tulang (sel punca) untuk pengobatannya.
Pasien IDP juga sering membutuhkan antibiotik untuk digunakan dalam jangka panjang guna mencegah terjadinya infeksi berat. Ditambah, pemberian obat-obatan lain yang dipakai untuk mencegah dan melawan infeksi oleh jamur atau virus.
Satu hal lagi yang jangan sampai dilupakan adalah selalu jaga kesehatan dan kebersihan lingkungan demi menjaga ketahanan tubuh anak. Cara-caranya antara lain sebagai berikut:
Mencuci tangan secara teratur dan baik.
Menggosok dan memeriksakan gigi secara teratur
Membersihkan dan mengobati luka gores.
Konsumsi makanan yang bergizi seimbang.
Rutin berolahraga.
Istirahat yang cukup.
Rajin konsultasi dan memeriksakan diri ke dokter.
Dengan mengenal dan mengetahui gejala IDP sejak dini, serta cara pengobatan dan langkah-langkah untuk menurunkan risiko atau menjaga dari infeksi, diharapkan kualitas dan harapan hidup pasien IDP akan lebih baik.
Sumber:
Mengenal Penyakit Imunodefisiensi Primer dari https://www.idai.or.id
About Primary Immunodeficiency dari https://primaryimmune.org
IPOPI. Imunodefisiensi Primer: Diagnosis Imunodefisiensi Primer. :1–12.
Dari: https://ipopi.org/wp-content/uploads/2018/11/IPOPI_Diagnosis_Indonesio-2.pdf
IPOPI. Imunodefisiensi Primer: Tatalaksana Imunodefisiensi Primer, Panduan Untuk Keluarga. :1–8.
(Foto: Freepik)
コメント